(Tugas) softskill Ilmu Sosial Dasar
Nama : Ricky Eka Saputra
NPM : 19314260
Kelas : 1TA04
1. Pengertian dari Individu, Keluarga, dan
Masyarakat
A.
Pengertian Individu
Individu berasal dari kata latin, “individuum” yang
artinya tak terbagi. Kata individu merupakan sebutan yang dapat
untuk menyatakan suatu kesatuan yang paling kecil dan terbatas. Kata individu
bukan berarti manusia sebagai keseluruhan yang tak dapat dibagi melainkan
sebagai kesatuan yang terbatas yaitu sebagai manusia perseorangan, demikian
pendapat Dr. A. Lysen.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan.
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat.
Individu menurut konsep Sosiologis berarti manusia yang hidup berdiri sendiri. Individu sebagai mahkluk ciptaan Tuhan di dalam dirinya selalu dilengkapi oleh kelengkapan hidup yang meliputi raga, rasa, rasio, dan rukun.
1. Raga, merupakan bentuk jasad manusia yang khas yang dapat membedakan antara individu yang satu dengan yang lain, sekalipun dengan hakikat yang sama.
2. Rasa, merupakan perasaan manusia yang dapat menangkap objek gerakan dari benda-benda isi alam semesta atau perasaan yang menyangkut dengan keindahan.
3. Rasio atau akal pikiran, merupakan kelengkapan manusia untuk mengembangkan diri, mengatasi segala sesuatu yang diperlukan dalam diri tiap manusia dan merupakan alat untuk mencerna apa yang diterima oleh panca indera.
4. Rukun atau pergaulan hidup, merupakan bentuk sosialisasi dengan manusia dan hidup berdampingan satu sama lain secara harmonis, damai dan saling melengkapi. Rukun inilah yang dapat membantu manusia untuk membentuk suatu kelompok social yang sering disebut masyarakat.
Sumber
:
A.
Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekelompok orang
yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang tinggal bersama dan makan
dari satu dapur yang tidak terbatas pada orang-orang yang mempunyai hubungan
darah saja, atau seseorang yang mendiami sebagian atau seluruh bangunan yang
mengurus keperluan hidupnya sendiri.
Keluarga berasal dari bahasa Sansekerta: kula dan warga
“kulawarga” yang berarti “anggota” “kelompok kerabat”. Keluarga adalah
lingkungan di mana beberapa orang yang masih memiliki hubungan darah, bersatu.
Keluarga inti ”nuclear family” terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak mereka.
Pengertian Keluarga
·
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.(Menurut Departemen
Kesehatan RI 1998).
·
Kumpulan beberapa orang yang karena terikat oleh satu turunan
lalu mengerti dan merasa berdiri sebagai satu gabungan yang hakiki,esensial,
enak dan berkehendak bersama-sama memperteguh gabungan itu untuk memuliakan
masing-masing anggotanya. (Ki Hajar Dewantara)
·
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidupnya dalam suatu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan didalam
perannya masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu
kebudayaan.(Menurut Salvicion dan Ara Celis).
Dari
pengertian di atas dapat diambil kesimpulan bahwa keluarga adalah :
·
Unit terkecil dari masyarakat
·
Terdiri atas 2 orang atau lebih
·
Adanya ikatan perkawinan atau pertalian darah
·
Hidup dalam satu rumah tangga
·
Di bawah asuhan seseorang kepala rumah tangga
·
Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
·
Setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
·
Diciptakan, mempertahankan suatu kebudayaan
Berbagai
peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1.
Peranan Ayah : Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak,
berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman,
sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
2.
Peranan Ibu : Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu
mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya
serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu
dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
3.
Peran Anak : Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai
dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Tugas-tugas Keluarga
Pada
dasarnya tugas keluarga ada delapan tugas pokok sebagai berikut :
1.
Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
2.
Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
3.
Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
4.
Sosialisasi antar anggota keluarga.
5.
Pengaturan jumlah anggota keluarga.
6.
Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
7.
Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas.
8.
Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.
A.
Pengertian Masyarakat
Dalam bahasa inggris, masyarakat disebut society. Asal kata
socius yang berarti kawan. Adapun kata masyarakat berasal dari bahasa arab yang
berarti berkumpul dan bekerja sama. Adanya saling berkumpul dan bekerjasama ini
karena adanya bentuk-bentuk aturan hidup yang bukan disebabkan oleh manusia
sebagai perseorangan, melainkan oleh kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang
merupakan kesatuan. Dengan menggunakan pikiran, naluri, perasaan, keinginan dsb
manusia memberi reaksi dan melakukan interaksi dengan lingkungannya. Pola
interaksi sosial dihasilkan oleh hubungan dalm suatu masyarakat.
Berikut dibawah ini adalah
beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli sosiologi :
·
menurut Munandar
Soelaeman
masyarakat merupakan kesatuan sosial yang mempunyai ikatan-ikatan kasih sayang
yang erat. Kesatuan sosial mempunyai kehidupan jiwa seperti adanya ungkapan
jiwa rakyat, kehendak rakyat, kesadaran masyarakat, dsb.
·
menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu
struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau perkembangan akibat
adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
·
Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan
suatu kenyataan objektif pribadi-pribadi yang merupakan anggotanya.
·
Menurut Paul B. Horton
& C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan manusia yang relatif mandiri,
hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup lama, tinggal di suatu wilayah
tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta melakukan sebagian besar kegiatan di
dalam kelompok atau kumpulan manusia tersebut.
Masyarakat
dapat terbagi menjadi 2, yakni masyarakat industri dan non industri.
1. Masyarakat non Industri
Secara
garis besar, kelompoknasional atau organisasi kemasyarakatan non industri dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu kelompok primer (primary group) dan
kelompok sekunder (secondary group)
(a)
Kelompok Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin lebih
intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga kelompok
”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog, bertatap
muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam kelompok-kelompok primer
bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati. Pembagian kerja atau
pembagian tugas pada kelompok, yaitu menerima serta menjalankan tugas idak
secara paksa, lebih dititik beratkan pada kesadaran, tanggung jawab para
anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati dan secara sukarela.
Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga, rukun tetangga, kelompok
belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
(b)
kelompok sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan tak
langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena
itu, sifat interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar
pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi. Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati. Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
2. Masyarakat Industri
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa
kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan saling
ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal
pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau
kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan
kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada
batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik, ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula, ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin komplek pembagian kerja, semakin banyak tibul kepribadian individu.
Abad ke-15 sebagai pangkal tolakdari berkembang pesatnya industrialisasi, terutama didaratan Eropa. Hal tersebut telah melahirkan bentuk pembagian kerja antara majikan dan buruh. Laju pertumbuhan industri-industri membawa konsekuensi memisahkan pekerja dengan majikan lebih nyata. Akibatnya terjadi konflik-konflik yang tak dapat dihindari, kaum pekerja membentuk serikat-serikat kerja/serikat buruh.
Perjuangan kaum buruh semakin meningkat, terutama di perusahaan-perusahaan besar. Ketidakpuasan kaum buruh terhadap kondisi kerja dan upah semakin meluas. Ketidakpuasan buruh menjadi bertambah, karena kaum industrialis mengganti tenaga manusia oleh mesin-mesin. Dengan demikian, pembagian kerja semakin timpang dan tidak adil.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut, tukang las, ahli mesin, ahli listrik, ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula, ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian semakin komplek pembagian kerja, semakin banyak tibul kepribadian individu.
Abad ke-15 sebagai pangkal tolakdari berkembang pesatnya industrialisasi, terutama didaratan Eropa. Hal tersebut telah melahirkan bentuk pembagian kerja antara majikan dan buruh. Laju pertumbuhan industri-industri membawa konsekuensi memisahkan pekerja dengan majikan lebih nyata. Akibatnya terjadi konflik-konflik yang tak dapat dihindari, kaum pekerja membentuk serikat-serikat kerja/serikat buruh.
Perjuangan kaum buruh semakin meningkat, terutama di perusahaan-perusahaan besar. Ketidakpuasan kaum buruh terhadap kondisi kerja dan upah semakin meluas. Ketidakpuasan buruh menjadi bertambah, karena kaum industrialis mengganti tenaga manusia oleh mesin-mesin. Dengan demikian, pembagian kerja semakin timpang dan tidak adil.
Dari pengertian di atas
dapat disimpulkan masyarakat adalah :
·
Kumpulan sekian banyak
individu yang terikat oleh satuan adat, hukum dan kehidupan bersama
·
Kesatuan sosial yang
mempunyai hubungan erat
·
Kumpulan
individu-individu yang mandiri dan hidup berdampingan dalam waktu yang cukup
lama.
HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU,
KELUARGA DAN MASYARAKAT
Manusia adalah sebagai makhluk individu dalam arti tidak dapat
di pisahkan antara jiwa dan raganya, oleh karena itu dalam proses
perkembangannya perlu keterpaduan antara perkembangan jasmani maupun rohaninya.
Sebagai makhluk sosial seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di tengah–tengah masyarakat.
Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk.
Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi tersebut.
Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks budaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan bermakna, artinya akan dengan mudah dirumuskan gejala – gejalanya. Karena di sini akan terlibat individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial sebagai perwujudan anggota kelompok atau anggota masyarakat.
Sebagai makhluk sosial seorang individu tidak dapat berdiri sendiri, saling membutuhkan antara yang satu dengan yang lainnya, dan saling mengadakan hubungan sosial di tengah–tengah masyarakat.
Keluarga dengan berbagai fungsi yang dijalankan adalah sebagai wahana dimana seorang individu mengalami proses sosialisasi yang pertama kali, sangat penting artinya dalam mengarahkan terbentuknya individu menjadi seorang yang berpribadi.
Sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan masyarakat, keluarga mempunyai korelasi fungsional dengan masyarakat tertentu, oleh karena itu dalam proses pengembangan individu menjadi seorang yang berpribadi hendaknya diarahkan sesuai dengan struktur masyarakat yang ada, sehingga seorang individu menjadi seorang yang dewasa dalam arti mampu mengendalikan diri dan melakukan hubungan – hubungan sosial di dalam masyarakat yang cukup majemuk.
Masyarakat adalah kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama. Masyarakat adalah tempat kita bisa melihat dengan jelas proyeksi individu sebagai bagian keluarga, keluarga sebagai tempat terprosesnya, dan masyarakat adalah tempat kita melihat hasil dari proyeksi tersebut.
Individu yang berada dalam masyarakat tertentu berarti ia berada pada suatu konteks budaya tertentu. Pada tahap inilah arti keunikan individu itu menjadi jelas dan bermakna, artinya akan dengan mudah dirumuskan gejala – gejalanya. Karena di sini akan terlibat individu sebagai perwujudan dirinya sendiri dan merupakan makhluk sosial sebagai perwujudan anggota kelompok atau anggota masyarakat.
Manusia sebagai makhluk individu yang hidup dalam keluarga dan
bermasyarakat, dari hal tersebut akan terjadi keterkaitan dalam hal
interaksinya dalam kehidupan bermasyarakat, oleh karena itu manusia hidup
saling membutuhkan dan saling ketergantungan. Dari hal-hal tersebut akan
membentuk suatu karakter yang unik dari individu-individu tersebut.
Sumber :
2. Fungsi keluarga di dalam ruang lingkup
masyarakat
Keluarga sangat
berperan penting dalam kehidupan bermasyarakat. Keluarga itu sendiri adalah
adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan
beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap
dalam keadaan saling ketergantungan.
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari keluarga, kelompok dan masyarakat.Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah ayah sebagai suami dari istri dan anak-anak, berperan sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya. Sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya. Anak-anak melaksanakan peranan psikosial sesuai dengan tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Fungsi yang dijalankan keluarga dalam masyarakat adalah :
·
Fungsi Pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik
dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila
kelak dewasa.
·
Fungsi Sosialisasi anak. Tugas keluarga dalam menjalankan fungsi
ini adalah bagaimana keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota masyarakat
yang baik.
·
Fungsi Perlindungan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah
melindungi anak dari tindakan-tindakan yang tidak baik sehingga anggota keluarga
merasa terlindung dan merasa aman.
·
Fungsi Perasaan. Tugas keluarga dalam hal ini adalah menjaga
secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain
dalam berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama anggota keluarga. Sehingga saling
pengertian satu sama lain dalam menumbuhkan keharmonisan dalam keluarga.
·
Fungsi Religius. Tugas keluarga dalam fungsi ini adalah
memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga yang lain dalam kehidupan
beragama, dan tugas kepala keluarga untuk menanamkan keyakinan bahwa ada
keyakinan lain yang mengatur kehidupan ini dan ada kehidupan lain setelah di
dunia ini.
·
Fungsi Ekonomis. Tugas kepala keluarga dalam hal ini adalah
mencari sumber-sumber kehidupan dalam memenuhi fungsi-fungsi keluarga yang lain,
kepala keluarga bekerja untuk mencari penghasilan, mengatur penghasilan itu,
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi rkebutuhan-kebutuhan keluarga.
·
Fungsi Rekreatif. Tugas keluarga dalam fungsi rekreasi ini tidak
harus selalu pergi ke tempat rekreasi, tetapi yang penting bagaimana
menciptakan suasana yang menyenangkan dalam keluarga sehingga dapat dilakukan
di rumah dengan cara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman
masing-masing, dsb.
·
Fungsi Biologis. Tugas keluarga yang utama dalam hal ini adalah
untuk meneruskan keturunan sebagai generasi penerus.
·
Memberikan kasih sayang,perhatian,dan rasa aman diaantara
keluarga, serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.
Berdasarkan
pengertian, peranan, dan fungsi yang telah dijelaskan, maka sebuah keluarga
saling ketergantungan dengan keluarga yang lain dalam hidup bermasyarakat.
3. Berikan pandangan anda mengenai urbanisasi
yang terjadi di Indonesia ! sertakan dengan contoh urbanisasi yang berhasil dan
gagal
Tak dapat dipungkiri bahwa
Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai penduduk yang sangat banyak
(peringkat 4 negara penduduk terbesar di Dunia) dan semakin hari jumlah
penduduk Indonesia makin bertambah.
Hal ini kemudian juga
berpengaruh pada kepadatan penduduk di kota-kota besar di Indonesia. Sehingga
kota-kota besar di Indonesia menjadi kota padat yang penuh dengan populasi
penduduk.
Masalah-masalah kependudukan
yang terjadi di Indonesia antara lain persebaran penduduk yang tidak merata,
jumlah penduduk yang begitu besar, pertumbuhan penduduk yang tinggi, rendahnya
kualitas penduduk, rendahnya pendapatan per kapita, tingginya tingkat
ketergantungan, dan kepadatan penduduk. Masalah kependudukan dapat diartikan
sebagai kesulitan yang terjadi dalam masyarakat yang perlu diatasi dan di
selesaikan masalahnya dengan solusi-solusi tertentu.
Persebaran atau distribusi
penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah
penduduk tersebut tersebar merata atau tidak. Penyebaran penduduk dapatlah
diartikan juga pindahnya penduduk dari satu tempat ketempat lain oleh apapun
sebabnya, yang akan mengakibatkan terjadinya perubahan penduduk. Prosesnya
dengan imigrasi atau emigrasi dan transmigrasi.
Contoh-Contoh Urbanisasi
Contoh urbanisasi Yang berhasil ( dalam aspek sosial ekonomi)
·
Pertama, keberhasilan para migran yang
melakukan urbanisasi dalam meningkatkan pendapatannya sebagian digunakan untuk
membangun rumah di desa.
·
Kedua,
ada yang memiliki kemampuan untuk menginvestasikan kelebihan penghasilannya
dalam bentuk sawah dan pekarangan di desa.
·
Ketiga, keberhasilan migran di kota memberikan
dampak pada kesejahteraan keluarga yang ditinggalkan.
·
Keempat, keberhasilan meningkatkan penghasilan
ini juga berdampak pada perbaikan fasilitas umum yang pembiayaannya dilakukan
secara swadaya.
Contoh urbanisasi yang berhasil ( dalam aspek sosial budaya)
·
Pertama, perubahan yang paling nampak dalam
aspek sosial budaya adalah dalam bidang pendidikan. Beberapa informan
mengemukakan bahwa sejak sekitar dua puluh tahun terakhir ini, yaitu sejak
berangsurnya penduduk Desa Jetis melakukan urbanisasi, maka kesadaran penduduk
untuk menyekolahkan semakin meningkat. Bila pada tahun 1970-an kebanyakan orang
tua hanya menyekolahkan hingga tamat SD, dan sangat sedikit yang menyekolahkan
hingga sekolah lanjutan, kini sebagian besar telah menyekolahkan anak – anak
mereka hingga ke jenjang sekolah lanjutan atas, bahkan hingga perguruan tinggi.
·
Kedua, urbanisasi juga berdampak pada
perubahan peranan dan tanggung jawab wanita. Kenyataan ini terutama nampak pada
wanita yang ditinggal suaminya bekerja di kota, mereka harus bertindak sebagai
kepala rumah tangga selama suaminya tidak ada di rumah.
·
Keempat, urbanisasi memberikan pengaruh pada
meluasnya kerangka pemikiran penduduk desa serta mengubah perilaku masyarakat
dari orientasi sosial ke orientasi komersial.
Contoh urbanisasi
yang gagal
·
Semakin minimnya lahan kosong di
daerah perkotaan.
·
Menambah polusi di daerah perkotaan.
·
Penyebab bencana alam.
·
Pencemaran yang bersifat sosial dan
ekonomi.
·
Penyebab
kemacetan lalu lintas.
·
Merusak
tata kota.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar