IBD (Imu Budaya Dasar) Yang
Dihubungkan Dengan Prosa
Istilah prosa itu banyak dan
kadang-kadang sering disebut sebagai Narrative fiction, fiction, atau cerita
rekaan dapat di definisikan sebagai bentuk cerita yang mempunyai pemeran,
peristiwa, dan alur yang dihasilkan oleh daya khayal atau imajinasi. Di dalam
kesusastraan bahasa indonesia kita ada 2 jenis prosa, yaitu prosa lama (dongeng,
hikayat, sejarah, epos, dan cerita pelipur lara) dan prosa baru (cerpen, novel,
biografi, kisah, dan otobiografi). Pengertian dari prosa lama itu sendiri merupakan karya sastra yang belum mendapat pengaruh
dari sastra atau kebudayaan barat, sementara prosa baru adalah karangan prosa
yang timbul setelah mendapat pengaruh sastra atau budaya Barat.
Disini
saya akan mengambil contoh prosa lama (legenda) beserta pelajaran yang bisa
kita ambil dari prosa lama (legenda) tersebut. Prosa lama ( legenda) tersebut
bertema “Si Malin Kundang”. Legenda ini sudah santer terdengar di telinga kita. Malin Kundang adalah
cerita rakyat yang berasal dari provinsi Sumatra Barat, Indonesia. Legenda
Malin Kundang berkisah tentang seorang anak yang durhaka pada ibunya dan karena
itu dikutuk menjadi batu. Sebentuk batu di pantai Air Manis, Padang, konon
merupakan sisa-sisa kapal Malin Kundang.
Dari legenda tersebut kita dapat mengambil
kesimpulan atau pelajaran bahwa :
1. Tidak boleh durhaka terhadap orang tua
2. Tidak boleh melupakan semua jasa dan kebaikan orang tua
3. Tidak boleh sombong, angkuh dan serakah.
4. Selalu ingat dengan pesan orang tua.
5. Dimanapun berada harus selalu ingat kepada Allah Yang Maha Esa.
1. Tidak boleh durhaka terhadap orang tua
2. Tidak boleh melupakan semua jasa dan kebaikan orang tua
3. Tidak boleh sombong, angkuh dan serakah.
4. Selalu ingat dengan pesan orang tua.
5. Dimanapun berada harus selalu ingat kepada Allah Yang Maha Esa.
Di dalam prosa, adapun nilai-nilai yang di
peroleh pembaca adalah prosa memberikan kesenangan, informasi, warisan budaya,
serta keseimbangan wawasan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar