Jumat, 02 Januari 2015

(Tugas) softskill Ilmu Sosial Dasar

Nama : Ricky Eka Saputra
NPM  : 19314260
Kelas : 1TA04


1.    Sebutkan dan jelaskan menurut tokoh pengertian masyarakat kota dan masyarakat desa !

Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah kumpulan sekian banyak individu kecil atau besar yang terikat oleh satuan, adat ritus atau hukum khas dalam hidup bersama.– J.L. Gillin dan J.P. Gillin mengatakan bahwa masyarakat adalah kelompok manusia yang tersebar dan memiliki kebiasaan, tradisi,sikap dan perasaan persatuan yang sama– R. Linton seorang ahli antropologi mengemukakan bahwamasyarakat adalah setiap kelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu dapatmengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu.
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti luas masyarakat adalah ekseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu, misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.


Masyarakat harus mempunyai syarat-syarat berikut :
1. Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak, bukan pengumpulan binatang
2. telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama disuatu daerah tertentu
3. adanya aturan-aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju pada kepentingan dan tujuan bersama.
Pengertian Masyarakat perkotaan 
Seperti halnya desa, kota juga mempunyai pengertian yang bermacam-macam seperti pendapat beberapa ahli berikut ini:
· Wirth
Kota adalah suatu pemilihan yang cukup besar, padat dan permanen, dihuni oleh orang-orang yang heterogen kedudukan sosialnya.
· Max Weber
Kota menurutnya, apabila penghuni setempatnya dapat memenuhi sebagian besar kebutuhan ekonominya dipasar lokal.
· Dwigth Sanderson
Kota ialah tempat yang berpenduduk sepuluh ribu orang atau lebih.
Dari beberapa pendapat secara umum dapat dikatakan mempunyani ciri-ciri mendasar yang sama. Pengertian kota dapat dikenakan pada daerah atau lingkungan komunitas tertentu dengan tingkatan dalam struktur pemerintahan.
Menurut konsep Sosiologik sebagian Jakarta dapat disebut  Kota, karena memang gaya hidupnya yang cenderung bersifat individualistik.


 Pengertian Masyarakat Pedesaan
Yang dimaksud dengan desa menurut :
1.     Sutardjo Kartodikusuma mengemukakan sebagai berikut: Desa adalah suatu kesatuan hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat pemerintahan tersendiri.
2.    Menurut Bintaro, desa merupakan perwujudan atau kesatuan goegrafi ,sosial, ekonomi, politik dan kultur yang terdapat ditempat itu (suatu daerah), dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah lain.
3.    Sedang menurut Paul H. Landis desa adalah pendudunya kurang dari 2.500 jiwa.
Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1.     Mempunyai pergaulan hidup yang saling kenal mengenal antara ribuan jiwa.
2.    Ada pertalian perasaan yang sama tentang kesukaan terhadap kebiasaan.
3.    Cara berusaha (ekonomi)adalah agraris yang paling umum yang sangat dipengaruhi alam seperti : iklim,   keadaan alam ,kekayaan alam, sedangkan pekerjaan yang bukan agraris adalah bersifat sambilan.

Sumber :





2.    Jelaskan pula perbedaan antara masyarakat kota dan masyarakat desa menurut tokoh !

Perbedaan dan ciri-ciri antara Desa dan Kota

Dalam masyarakat modern, sering dibedakan antara masyarakat pedesaan (rural community) dan masyarakat perkotaan (urban community). Menurut Soekanto (1994), per-bedaan tersebut sebenarnya tidak mempunyai hubungan dengan pengertian masyarakat sederhana, karena dalam masyarakat modern, betapa pun kecilnya suatu desa, pasti ada pengaruh-pengaruh dari kota. Perbedaan masyarakat pedesaan dan masyarakat perkotaan, pada hakekatnya bersifat gradual.
Kita dapat membedakan antara masyarakat desa dan masyarakat kota yang masing-masing punya karakteristik tersendiri. Masing-masing punya sistem yang mandiri, dengan fungsi-fungsi sosial, struktur serta proses-proses sosial yang sangat berbeda, bahkan kadang-kadang dikatakan “berlawanan” pula. Perbedaan ciri antara kedua sistem tersebut dapat diungkapkan secara singkat menurut Poplin (1972) sebagai berikut:

Masyarakat Desa :
1).Perilaku homogen (bersama-sama)
2).Perilaku yang dilandasi oleh konsep kekeluargaan dan kebersamaan
3).Perilaku yang berorientasi pada tradisi dan status .
4).Isolasi sosial, sehingga statik
5).Kesatuan dan keutuhan kultural
6).Banyak ritual dan nilai-nilai sakral
7). Kolektivisme

Masyarakat Kota :
1). Perilaku heterogen (masing-masing)
2).Perilaku yang dilandasi oleh konsep pengandalan diri dan kelembagaan
3).Perilaku yang berorientasi pada rasionalitas dan fungsi
4).Mobilitassosial,sehingga dinamik.
5).Kebauran dan diversifikasi kultural
6).Birokrasi fungsional dan nilai-nilai sekular
7).Individualisme

Warga suatu masyarakat pedesaan mempunyai hubungan yang lebih erat dan lebih mendalam bila dibandingkan hubungan mereka dengan warga masyarakat pedesaan lainnya. Sistem kehidupan biasanya berkelompok atas dasar sistem kekeluargaan (Soekanto, 1994).
Golongan orang-orang tua pada masyarakat pedesaan umumnya memegang peranan penting. Orang akan selalu meminta nasihat kepada mereka apabila ada kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Nimpoeno (1992) menyatakan bahwa di daerah pedesaan kekuasaan-kekuasaan pada umumnya terpusat pada individu seorang kyai, ajengan, lurah dan sebagainya.

Sumber :




3.   Menurut anda, mengapa saat ini warga desa yang sebagian besar adalah petani kini tak ingin lagi bekerja sebagai petani ?

mengapa saat ini warga desa yang sebagian besar adalah petani kini tak ingin lagi bekerja sebagai petani ?

Dari dulu, sejarah memang tak berpihak pada petani yang memang selalu tercampakkan sepanjang kurun peradaban.

Kekalahan petani inilah yang terus terbawa hingga sekarang. Apalagi di Indonesia, keterpurukan petani ini semakin lengkap. Selain kalah dari alam dan sumber daya manusia, petani juga kalah karena ketiadaan perlindungan oleh negara atau penguasa. “Ini berbeda, misalnya, dengan posisi buruh. Baik di konstitusi  maupun  undang-undang, buruh ada yang mengaturnya. Tapi, untuk petani sama sekali tak ada. Bayangkan saja,  kalau  buruh di PHK ada pesangonnya dan ada lembaga yang melindunginya. Nah, kalau petani gagal panen siapa yang mengganti kerugian dan siapa lembaga yang membantunya,” kata Ketua Dewan Tani Indonesia, Ferry Juliantono.

Kekalahan lain yang kini sudah tampak telanjang di depan mata adalah bangkrutnya kehidupan petani karena terus menyusutnya lahan yang dipunyai. Selama ini publik mengenal petani dengan citra ideal sebagai pemilik lahan. Tapi, bila ditelisik lagi ke pedesaan, kini  hampir sebagian besar petani sudah tak mempunyai tanah. Dan bila masih punya tanah, luasnya juga tinggal sejengkal. Alhasil, istilah petani Indonesia bila ingin diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris bukan lagi sebagai farmer, tapi lebih tepat dengan istilah peasant, yakni sekelompok buruh  yang mempunyai  lahan secuil serta masuk dalam kelompok masyarakat paling bawah. Sosok orang yang berada dalam golongan ini dicitrakan sebagai orang yang kasar, tak beradab, bodoh, dan hanya mempunyai kekuatan finansial yang kecil.


Sumber :